Waktu itu hujan dan langit sudah menampakan hitamnya. Hari ini adalah malam jumat kliwon, gak etis banget sih untuk ngomongin hantu di senja begini. Tapi aku duduk menatap layar komputer di depan berbicara melalui ketikan dengan Andi, sahabatku dari kecil. Sambil tangan memegang scroll dan searching tentang jam tangan seiko karena kebetulan selain chat dengan Andi, aku juga chat dengan Rani, teman sekelasku. Rani yang menurutku fashionable ini sering berkonsultasi masalah jam tangan kepadaku, jam tangan apa yang cocok dengan fashion yang ingin dia gunakan.
Selang beberapa jam setelah ngalor ngidul ngobrol masalah jam tangan dengan Rani dan masalah hantu dengan Andi. Rani minta ijin untuk pamit tidur duluan, oke hanya tinggal aku dan Andi saja, pikirku saat itu. Di rumah tidak ada orang, papa mama dan Yovi, adikku sedang pergi ke daerah terpencil untuk memesan sebuah mesin pencetak bakso dan menyelesaikan sebuah urusan saat ini. Ketika Andi tetap cerita tentang hantu di rumahnya dan di sekolahnya, tiba-tiba angin berhembus kencang dan ada suara pintu terbuka. Ada suara langkah kaki seseorang. Aku berpikir sejenak, sepertinya pintu di rumah sudah aku tutup semuanya. Karena takut, aku berniat mengabaikannya. Tapi karena takut itu semakin menjadi, akhirnya aku keluar kamar dan mengatakan pada Andi untuk menunggu sebentar karena aku akan mengecek semua pintu di rumah.
Aku cek semua pintu yang ada di rumah dan fine, mereka baik-baik saja. Lantas tadi itu suara apa? Aku berjalan cepat menuju kamar. Tapi ketika akan naik ke atas tangga, di dapur yang saat itu gelap, aku dapati sesosok bayangan hitam. Hah! Aku pasti sedang berimajinasi!
Aku picingkan mata sekali lagi dan benar itu adalah sesosok orang yang sedang membelakangiku. Dia sepertinya menangis karena terdengar suara rintihan tapi tidak terlalu jelas karena di luar sedang hujan. Karena aku takut, aku lari ke atas dan langsung kirim pesan kepada Andi.
"Hei Andi, di dapur ada seseorang! Aku tidak tau siapa itu"
Selang beberapa jam setelah ngalor ngidul ngobrol masalah jam tangan dengan Rani dan masalah hantu dengan Andi. Rani minta ijin untuk pamit tidur duluan, oke hanya tinggal aku dan Andi saja, pikirku saat itu. Di rumah tidak ada orang, papa mama dan Yovi, adikku sedang pergi ke daerah terpencil untuk memesan sebuah mesin pencetak bakso dan menyelesaikan sebuah urusan saat ini. Ketika Andi tetap cerita tentang hantu di rumahnya dan di sekolahnya, tiba-tiba angin berhembus kencang dan ada suara pintu terbuka. Ada suara langkah kaki seseorang. Aku berpikir sejenak, sepertinya pintu di rumah sudah aku tutup semuanya. Karena takut, aku berniat mengabaikannya. Tapi karena takut itu semakin menjadi, akhirnya aku keluar kamar dan mengatakan pada Andi untuk menunggu sebentar karena aku akan mengecek semua pintu di rumah.
Aku cek semua pintu yang ada di rumah dan fine, mereka baik-baik saja. Lantas tadi itu suara apa? Aku berjalan cepat menuju kamar. Tapi ketika akan naik ke atas tangga, di dapur yang saat itu gelap, aku dapati sesosok bayangan hitam. Hah! Aku pasti sedang berimajinasi!
Aku picingkan mata sekali lagi dan benar itu adalah sesosok orang yang sedang membelakangiku. Dia sepertinya menangis karena terdengar suara rintihan tapi tidak terlalu jelas karena di luar sedang hujan. Karena aku takut, aku lari ke atas dan langsung kirim pesan kepada Andi.
"Hei Andi, di dapur ada seseorang! Aku tidak tau siapa itu"
No comments:
Post a Comment